Selasa, 25 November 2008

Guru, kita sering mendengar kata guru. Guru adalah sosok yang luar biasa, dimana beliau dapat selalu mengayomi dan membimbing serta menuntun murid-muridnya. Walau peluh bercucuran dari sekujur tubuhnya, walau pikirnya telah lelah dengan pekerjaannya, tapi hatinya yang selalu ingin mendidik murid-muridnya untuk dapat meraih masa depan yang sukses menjadi pemacunya untuk selalu berbakti dalam tugasnya tanpa mengharap imbalan apapun. Maka pantaslah mereka para guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Lalu kalau ada pertanyaan, mau kah kamu menjadi guru? Jawabannya tentu mau, mana ada orang yang tidak mau menjadi seorang pahlawan yang sangat berpengaruh dalam kemajuan bangsa, dalam kesusksesan anak bangsa, dan dalam meningkatkan kualitas SDM bangsa kita.

Kalau mau, kamu mau jadi guru seperti apa? Dan apa yang akan kamu lakukan ketika menjadi guru? Wah kalo ditanya seperti itu, agak bingung juga sih. Tapi sebenarnya ada banyaka hal yang ingin saya lakukan ketika jadi guru.

Kalau aku jadi guru, aku akan berusaha secepat mungkin jadi guru. Maksudnya supaya aku bias jadi guru muda, guru muda yang paham dengan keadaan anak-anak muridnya. Karena ketika kita jadi guru dalam usia tua, kepekaan terhadapa anak-anak didik kita akan tumpul. Sebab perbedaan umur yan cukup jauh.

Lalu setelah jadi guru muda bagaimana sikap mu dalam mendidik anak muridmu? Sikap? Kalau maksudnya sikap dalam cara mengajar, aku akan berusaha sebisa mungkin membina hubungan baik dengan murid-murid ku. Kenapa? Karena ketika hubungan baik telah terbina, rasa sungkan, takut, dan malu yang banyak menjadi penghalang dalam hal mengajar akan hilang, dan aku dapat dengan mudah memahami keadaan anak murid ku sehingga aku dapat mengajar dengan nyaman dan efektif. Maksudnya efektif? Yah maksudnya aku dapat menyampaikan pelajaran kepada murid-muridku tanpa ada yang tidak di pahami mungkin kata lainnya mudah untuk di pahami.

Lalu bagaiman kalau ada muridmu yang tidak suka dengan cara mengajarmu? Kalau seperti itu, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk memahami dan mencari tau kenapa dia tidak suka dengan cara mengajarku. Dengan tahu akar permasalahan nya aku akan tau juga bagaiman cara untuk meenyeleasaikan permasalahan itu. Tapi kalau muridmu terlanjur membencimu bagaimana? Yah aku akan berusaha mendekati dia dan aku juga sudah bilang tadi akan mencoba memahami dia dan mencoba secara perlahan melenyapkan kebenciannya kepada ku.

Apa hanya itu saja? Apa kamu tidak punya cita-cita untuk masa depanmu sebagai guru? Tentu saja aku punya. Kalau punya apa cita-citamu? Aku akan menjadi guru yang bukan hanya guru. Maksudnya? Aku kan menjadi guru yang pekerjaannya tidak fokus pada guru saja, aku akan menjadi pengusaha yang suskses yang diperhitungkan oleh dunia, dan akan membawa perubahan untuk masa depan bangsa. Kalau seperti itu apa pekerjaanmu sebagai guru tidak akan ter abaikan? Tentu tidak, karena aku akan berusaaha sekeras mungkin untuk melaksanakan kewajibanku sebagai guru dan pengusaha dengan seadil-adilnya.

Tapi kalau dipikir-pikir apa ada hubungannya dari menjadi guru dan pengusaha? Tentu ada, kalo kita jadi pengusaha itu dapat mendukung kita dalam karir sebagai guru. Maksudnya mendukung karir sebagai guru bagaimana? Maksudnya kalau aku menjadi pengusaha suskses aku akan meenjadi orang kaya, dan pasti akan mempunyai banyak uang, dan uang itu akan aku gunakan untuk mendirikan sekolah.

Lalu kalau kamu sudah mendirikan sekolah, sekolah seperti apa yanga akan kamu dirikan? Aku akan mendirikan sekolah dengan fasilitas terlengkap, terluas, dan termurah yang ada di indonesai.

Terus bagaimana dengan kualitas guru-guru sebagai pengajarnya? Aku akan mengisi sekolahku dengan guru-guru muda, dengan persyaratan tertinggi yang pernah ada. Sehingga kualitasnya akan terjamin.

Hebat-hebat, memang apa harapanmu dengan cita-citamu itu? Aku berharap dengan cita-cita ku itu aku dapat memajukan bangsa ini, dan membebaskan bangsa ini dari kebodohan. Dengan menggunakan tenaga-tenaga muda yang berkualitas. Dan saat itu bergenderanglah tabuhan masa guru muda.

BY: Dera Karunia Pratama


0 komentar:

Posting Komentar